Vitamin umum yang mengurangi risiko perlemakan hati
Vitamin B3, yang juga dikenal sebagai niasin, adalah vitamin yang larut dalam air yang menjalankan berbagai fungsi fisiologis penting dalam tubuh, terutama melalui asupan makanan. Makanan yang kaya akan niasin meliputi daging, unggas, ikan, produk susu, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan polong-polongan.
Pada tanggal 8 Oktober 2024, Peneliti dari Rumah Sakit Kelima Wuxi yang berafiliasi dengan Universitas Jiangnan menerbitkan sebuah artikel di jurnal BMC Public Health yang berjudul "Hubungan asupan niasin dan disfungsi metabolik yang berhubungan dengan penyakit hati steatotik: temuan dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional".
Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi berbentuk U antara asupan niasin dan prevalensi MASLD, dan prevalensi MASLD secara bertahap menurun seiring peningkatan asupan niasin, dengan prevalensi terendah sebesar 23,6 mg per hari.
Untuk penelitian tersebut, para peneliti menganalisis hubungan antara asupan niasin dan prevalensi MASLD pada 2.946 peserta dari kohort Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES), usia rata-rata 37 tahun, 48 persen laki-laki, dan 1.385 dengan MASLD, yang dikumpulkan melalui wawancara diet.
Di antara semua peserta, asupan harian rata-rata niasin adalah 22,6 mg, sementara mereka yang menderita MASLD memiliki asupan niasin rata-rata yang lebih rendah, yaitu rata-rata 19,2 mg per hari.
Setelah menyesuaikan faktor perancu, analisis menemukan hubungan berbentuk U antara asupan niasin dan risiko MASLD, dengan prevalensi MASLD secara bertahap menurun seiring dengan peningkatan asupan niasin hingga mencapai titik infleksi 23,6, setelah itu prevalensi MASLD secara bertahap meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan asupan niasin dapat mengurangi prevalensi MASLD, yang terendah yakni 23,6 mg per hari.