Ekstrak tumbuhan dapat menunda penuaan
Penuaan merupakan proses yang kompleks, bertahap, dan terjadi sepanjang hidup. Seiring berjalannya waktu, organ dan otot tubuh manusia akan menua secara bertahap, dan beberapa penyakit juga akan muncul seiring bertambahnya usia, termasuk kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan sebagainya.
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa fitokimia, termasuk polifenol, flavonoid, terpenoid, dll., dapat memperpanjang hidup sehat melalui anti-oksidasi, aktivasi autofagi mitokondria dan mekanisme lainnya, serta memiliki sifat anti-penuaan.
Sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa ekstrak sage dapat menunda penuaan dalam percobaan in vitro, dan pada model in vitro tikus dan manusia, ekstrak sage secara signifikan mengurangi jumlah sel sidase beta-galaktosa positif terkait usia, yang menunjukkan sifat anti-penuaan.
Baru-baru ini, para peneliti di Universitas Padova di Italia menerbitkan sebuah makalah di jurnal Nature Aging yang berjudul "Menargetkan penuaan yang disebabkan oleh usia atau kemoterapi dengan ekstrak alami yang kaya polifenol meningkatkan umur panjang dan kesehatan pada tikus."
Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan ekstrak sage setiap hari dapat memperpanjang umur dan umur sehat tikus, menghambat peradangan akibat usia, fibrosis dan penanda penuaan pada berbagai jaringan, dan memperbaiki fenotipe penuaan.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis potensi anti-penuaan dari ekstrak sage (HK) secara in vivo melalui model tikus, dengan menambahkan HK dosis rendah ke air minum harian, dan menganalisis akumulasi sel pikun pada model tikus, serta beberapa parameter terkait usia, termasuk umur panjang, kesehatan fisik, fibrosis, mineralisasi tulang, dan peradangan.
Para peneliti memberi tikus berumur 20 bulan air minum yang mengandung HK sampai mereka mati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata masa hidup tikus pada kelompok perlakuan HK adalah 32,25 bulan, sedangkan rata-rata masa hidup tikus pada kelompok kontrol hanya 28 bulan. Perlakuan HK memperpanjang masa hidup tikus hingga 4,25 bulan, dan masa hidup tikus betina dan jantan meningkat secara signifikan.
Analisis histopatologi pada kulit, hati, ginjal, dan paru-paru tikus menemukan bahwa pengobatan HK tidak menyebabkan perubahan pada parameter hematopoietik atau toksisitas organ, yang menunjukkan bahwa pengobatan HK aman.
Selain itu, pengobatan HK meningkatkan fenotipe penuaan pada tikus dibandingkan dengan kontrol, termasuk aspek bungkuk, perkembangan tumor, dan status bulu hewan.
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa pengobatan HK dapat memperpanjang umur sehat dan umur panjang tikus, dan tidak ada toksisitas yang diamati.
Analisis lebih lanjut menemukan bahwa perawatan HK memperbaiki fenotipe penuaan dalam berbagai jaringan, termasuk perbaikan kerontokan rambut, kesehatan tulang, otot, dan fungsi ginjal.
Analisis mekanisme menunjukkan bahwa pengobatan HK secara signifikan menurunkan regulasi set gen penuaan SAUL_SEN_MAYO, sementara set gen penuaan yang meningkat dikaitkan dengan ekspresi berlebihan peradangan, aktivasi imun, dan jalur terkait usia, yang menunjukkan bahwa pengobatan HK memodulasi fitur transkriptom yang terkait dengan peradangan dan penuaan. Selain itu, analisis otot, kulit, ginjal, dan paru-paru menemukan bahwa pengobatan HK mengurangi kadar penanda penuaan di berbagai jaringan dalam tubuh.
Selain penuaan alami, para peneliti juga menemukan bahwa pengobatan HK juga dapat mencegah penuaan dan kardiotoksisitas yang disebabkan oleh obat kemoterapi doksorubisin, sambil mempertahankan efek terapeutiknya.
Akhirnya, karena HK adalah ekstrak yang mengandung berbagai komponen tanaman, para peneliti menganalisis bahan-bahan spesifik yang memainkan peran anti-penuaan, dan hasilnya menunjukkan bahwa komponen flavonoid, luteolin (Lut), adalah bahan aktif anti-penuaan HK, yang memperbaiki penuaan dengan mengubah interaksi antara p16 dan CDK6.
Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan ekstrak alami dengan efek anti-penuaan yang memperbaiki penuaan sel dan jaringan, memperbaiki gejala terkait usia seperti bulu, bungkuk, penumpukan penanda penuaan dan kerusakan DNA dalam jaringan, dan secara signifikan memperpanjang umur hewan.