Manfaat Minum Teh Secara Rutin
Teh merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, terutama di Cina. Teh di Cina bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga simbol gaya hidup dan budaya.
Minum teh dianggap sebagai kebiasaan hidup sehat karena teh mengandung berbagai senyawa bermanfaat, seperti katekin, polifenol teh, dan kafein. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak teh dapat menghambat kanker, memperpanjang usia, mengurangi risiko tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya.
Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD) merupakan jenis penyakit hati kronis yang paling umum di Tiongkok, dengan lebih dari 150 juta pasien. Saat ini, belum ada obat yang disetujui untuk mengobati penyakit hati berlemak nonalkohol, dan pasien hanya dapat melakukan intervensi dengan mengubah pola makan dan berolahraga. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan strategi pengobatan baru.
Baru-baru ini, para peneliti dari Universitas Kedokteran Cina menerbitkan sebuah makalah berjudul "Epigallocatechin gallate meringankan penyakit hati berlemak non-alkohol" dalam jurnal Clinical Nutrition melalui penghambatan ekspresi dan aktivitas Dipeptide kinase 4".
Studi ini dikonfirmasi melalui uji coba terkontrol acak klinis, percobaan pada hewan dan percobaan in vitro bahwa EGCG, bahan bioaktif utama dalam teh hijau, membantu memperbaiki perlemakan hati, ECGC menghambat penumpukan lipid, menghambat peradangan, mengatur metabolisme lipid, mencegah kerusakan hati, dan memperbaiki perlemakan hati non-alkohol dengan menghambat ekspresi dan aktivitas dipeptidyl peptidase 4 (DPP4).
Dipeptide kinase 4 (DPP4), suatu protease yang memecah berbagai substrat pada permukaan sel, telah mengumpulkan bukti bahwa DPP4 berperan dalam perkembangan NAFLD, dengan pasien NAFLD menunjukkan aktivitas DPP4 plasma yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang sehat.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis potensi khasiat EGCG pada pasien dengan NAFLD melalui uji coba terkontrol acak klinis, mengamati peningkatan EGCG pada hati tikus model melalui percobaan model hewan, dan menganalisis mekanisme peningkatan EGCG pada NAFLD melalui percobaan in vitro.
Dalam uji klinis terkontrol acak yang melibatkan 15 peserta dengan NAFLD, EGCG dikonsumsi dengan tablet polifenol teh, dan data hati diukur pada awal, 12 minggu, dan 24 minggu.
Hasilnya menemukan bahwa pasien memiliki kadar lemak hati yang jauh lebih rendah setelah 24 minggu pengobatan EGCG dibandingkan dengan kondisi awal, dan dua pasien mengalami remisi perlemakan hati setelah akhir periode pengobatan 24 minggu. Selain itu, lingkar pinggang dan kadar kolesterol total pasien juga menurun secara signifikan setelah 24 minggu.
Analisis menunjukkan bahwa setelah 24 minggu pengobatan EGCG, kadar AST berkurang dan kadar DPP4 juga berkurang.
Analisis fungsi ginjal menunjukkan bahwa kadar kreatinin serum dan nilai laju filtrasi glomerulus tetap dalam kisaran normal, menunjukkan bahwa EGCG memiliki profil keamanan yang baik.