Serat makanan ini dapat memperbaiki kerusakan hati akibat alkohol
Penyakit hati akibat alkohol (ALD), yang merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol dalam jangka panjang, merupakan salah satu penyakit hati yang umum di Tiongkok, termasuk perlemakan hati akibat alkohol, hepatitis akibat alkohol, fibrosis hati akibat alkohol, dan sirosis akibat alkohol. Dalam beberapa tahun terakhir, prevalensi penyakit hati akibat alkohol telah menunjukkan tren peningkatan di Tiongkok.
Pada tanggal 2 Juli 2024, Liu Zhihua dari Universitas Tsinghua, Wang Hua dari Universitas Kedokteran Anhui, Yin Shi dari Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok dan peneliti lainnya menerbitkan sebuah artikel berjudul "Serat makanan meringankan cedera hati akibat alkohol melalui" dalam jurnal Cell Host & Microbe "Bacteroides acidifaciens dan detoksifikasi amonia berikutnya".
Diet yang kaya serat makanan larut ditemukan dapat meningkatkan kelimpahan B. accidifaciens dan mengurangi cedera hati akibat alkohol pada tikus.
Pada mekanismenya, B.accifaciens mengatur metabolisme asam empedu melalui enzim hidrolisis garam empedu (BSH). Peningkatan asam empedu yang tidak terikat mengaktifkan jalur FXR-FGF15 di usus, melindungi fungsi penghalang usus, meningkatkan ekspresi ornithine aminotransferase (OAT) di hepatosit, dan dengan demikian meningkatkan metabolisme ornithine yang terakumulasi di hati menjadi glutamat. Menyediakan bahan baku untuk detoksifikasi hati dan mengurangi kerusakan sel hati.
penelitian ini, para peneliti pertama-tama menginduksi penyakit hati alkoholik pada model tikus dan menganalisis efek serat makanan pada penyakit hati alkoholik pada tikus dengan menambahkan serat larut dan tidak larut.
Hasil penelitian menemukan bahwa suplementasi serat makanan larut secara signifikan memperbaiki penyakit hati alkoholik pada tikus, termasuk meringankan steatosis hati dan mengurangi persentase dan jumlah total neutrofil hati, sedangkan serat makanan tidak larut tidak memiliki efek signifikan.
Karena serat makanan dapat memengaruhi mikrobiota usus secara signifikan, para peneliti menganalisis lebih lanjut apakah perbaikan penyakit hati akibat alkohol disebabkan oleh mikrobiota usus melalui teknik transplantasi mikrobiota.
Setelah transplantasi, ditemukan bahwa transplantasi mikroflora tikus yang diberi serat makanan larut mengurangi kadar serum alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST), sekaligus mengurangi steatosis hati dan tingkat peradangan, yang menunjukkan bahwa serat makanan larut dapat memengaruhi perkembangan ALD dengan membentuk kembali komposisi mikroflora usus.
Penelitian menunjukkan bahwa serat makanan larut memperbaiki nekrosis sel hati, steatosis hati, dan peradangan pada model tikus penyakit hati alkoholik, dan juga mengurangi kadar amonia darah dan stres oksidatif, yang menyoroti peran penting serat makanan larut dalam pencegahan dan pengobatan penyakit hati alkoholik.
Penting untuk dicatat bahwa orang dewasa umumnya dianjurkan untuk mengonsumsi 25-30 gram atau lebih serat makanan per hari, tetapi kebanyakan orang tidak memenuhi anjuran diet. Biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran merupakan sumber serat makanan yang kaya dan dapat menyediakan zat gizi mikro penting lainnya.
Singkatnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan serat makanan yang larut dapat memperbaiki kerusakan hati akibat alkohol pada model tikus sekaligus melindungi integritas penghalang usus. Penelitian ini memiliki nilai klinis dan signifikansi sosial tertentu.
?