Proses Xylitol
- Metode ekstraksi langsung
Xylitol pertama kali diisolasi dari kulit pohon ek oleh ilmuwan Jerman Hermann Emil Fischer pada tahun 1890. Xylitol secara alami terdapat dalam bahan baku nabati di alam, seperti stroberi, plum kuning, kembang kol, dan buah-buahan serta sayuran lainnya (berat kering 300-935 mg/100 g). Ekstraksi pelarut dapat digunakan untuk mengekstraksi xylitol secara langsung dari bahan nabati, tetapi kandungan xylitol rendah dalam bahan nabati seperti buah-buahan dan sayuran. Meskipun kandungan xylitol dalam plum aprikot lebih tinggi daripada bahan nabati lainnya, dan kandungan xylitol dalam plum hijau mencapai sekitar 1% dari berat kering, mengekstraksi xylitol secara langsung dari plum tersebut memerlukan peralatan khusus, menghabiskan banyak energi, dan memiliki biaya produksi yang tinggi.
- Metode sintesis kimia
Pada tahun 1970-an, Finlandia adalah negara pertama yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan D-xilosa dari berbagai hemiselulosa berkayu. Selanjutnya, D-xilosa direduksi menjadi xilitol di bawah suhu tinggi, tekanan tinggi, dan katalisis hidrogen, dan dikembangkan menjadi metode produksi xilitol industri.
Xylitol dapat direduksi secara langsung menjadi D-xilosa murni melalui sintesis kimia, atau disintesis dari biomassa lignoselulosa yang kaya akan xilosa. Produksi xilosa baik di dalam negeri maupun internasional sering kali menggunakan bahan baku yang kaya akan polisakarida pentosa, seperti jerami gandum alami, gandum, tongkol jagung, dll., yang diolah terlebih dahulu dengan hidrolisis asam (seperti HCl, HSO), dan kemudian dimurnikan dari fraksi hemiselulosa. Di bawah aksi katalis, xilosa mengalami reaksi hidrogenasi.
- Metode transformasi biologis
Rute bioteknologi melibatkan hidrolisis limbah pertanian yang mengandung gula pentosa (seperti tongkol jagung, ampas tebu, dan ampas zaitun) dengan asam encer untuk memperoleh hidrolisat xilosa, yang kemudian direduksi menjadi xilitol oleh mikroorganisme. Penggunaan fermentasi mikroba hidrolisat hemiselulosa untuk menghasilkan xilitol memiliki keuntungan berupa kondisi reaksi yang ringan, pengoperasian yang sederhana, ramah lingkungan, polusi relatif rendah, dan kualitas produk yang dapat diandalkan, sehingga menjadikannya metode alternatif berbiaya rendah yang potensial untuk memperoleh poliol ini.
Proses produksi xylitol relatif panjang, tetapi beberapa proses utama harus dipahami untuk memastikan kualitas produk xylitol dan kelancaran produksi. Proses ini dikenal sebagai proses kolaboratif. Setelah beberapa proses utama selesai, poin-poin utama produksi xylitol dapat dipahami.
?